Kamis, 30 Maret 2017

Pengalamanku: Masuk Angin dan Dikerok Sambil Ditonton oleh Suami dan Mantan Suami

Sharing pengalaman sedikit.

Maaf aku penulis yang agak buruk walaupun sebenarnya bisa berkomunikasi secara normal dengan sesama manusia. Dan seingatku mungkin ini artikel pertama yang aku tulis, jadi harap maklum.

Namaku Agnes umur 29 tahun, aku divorce alias bercerai sama lelaki bernama Freddy (30). Walaupun sudah jarang banget bertemu tapi aku sama Freddy pisah baik-baik dan dengan hasil akhir yang masih akur-akur saja, dan dengan singkat kita sudah melanjutkan kehidupan masing masing. Maklum tidak dikaruniai anak dari pernikahan kami.

Aku sudah menikah lagi dengan seorang pengusaha yang allhamdulillah bisa dibilang sukses, aku akan menyebut nya dengan nama Husby saja (41). Begitupun dengan Freddy yang sudah berpasangan kembali dengan seorang gadis muda berumur 20 an bernama Anggi, setidaknya itu yang kudengar walaupun sebenarnya kami belum pernah bersua.

Yang menjadi menarik akhir-akhir ini adalah fakta bahwa ternyata Husby menjalin hubungan yang akrab dengan Freddy dan boleh dibilang berpartner walaupun bidang mereka berbeda, mungkin karena adanya suatu pekerjaan atau project yang menjadikan mereka satu lokasi atau tim dan sering bertemu. Dan karena pekerjaan mereka berlangsung berbulan-bulan menjadikan Husby dan Freddy tambah lengket dan kompak, sehingga akhirnya timbul keterbukaan, termasuk dari aku pribadi.

Bukan berarti mereka tidak tahu latar belakang masing-masing, tapi dikarenakan profesionalitas saja dan dengan dingin mengesampingkan hal-hal emosional yag oleh para lelaki biasanya disebut perasaan lebay atau konyol. Ya, mereka memang lebih easy going dan tidak mau ambil pusing dibanding dengan kaum wanita. Dan lama kelamaan jadilah kami terikat dengan tali persaudaraan yang solid, aku, Husby-ku, Freddy, dan tentu saja Anggi istri Freddy yang mungkin sering mendengar cerita tentang apa-apa saja yang dikerjakan suaminya.

Suatu hari untuk pertama kalinya Husby mengajakku untuk makan malam bersama dengan Freddy dan istrinya. Dia bilang mau sekalian membahas soal pekerjaan dan berpesan kepadaku untuk relaks dan santai aja, dan dengan yakin dia mengatakan bahwa dia sendiri tidak pernah melibatkan perasaan emosional apa-apa tentang masa lalu kami.

Jujur aku merasa agak gugup menanggapi ajakan tersebut. Wajar saja dan kiranya manusiawi kalo bertemu mantan suami dan juga suami di satu spot yang sama, ha ha...

Dan tibalah waktu nya. Terus terang dari sore hari saja aku sibuk berdandan karena ingin tampil total di double date dinner kami. Akhirnya aku dan Husby keluar rumah jam 7 petang. Aku mengenakan gaun biru tanpa lengan dengan panjang sampai lutut, dan Husby seperti biasa senang berkemeja putih rapih dengan celana Hitam tanpa atribut apa-apa. Kami tiba di sebuah restoran atau cafe atau club, aku tidak tahu persis karena memang kurang suka hang out dan sudah ditunggu oleh pasangan yang menjadi kawan kami.

Freddy memberi salam hangat dengan ekspresi yang tidak dibuat-buat dan berusaha sebisa mungkin tersenyum manis padaku, sementara aku juga tersenyum padanya dan terus terang saja pakaian dalamku sudah dari tadi basah oleh keringat, ha ha... Yang lebih mencengangkan buat aku adalah reaksi istrinya, Anggi, yang menyambut kami, khususnya aku, dengan sangat ramah dan akrab. Dan dari kesan pertama saja bisa kusimpulkan kalo dia cewek yang senang bercerita serta gampang akrab dengan orang.

Anggi mengenakan dress berwarna putih dengan aksen dan motif anak muda. Anggi adalah cewek mungil berambut lurus panjang dengan tubuh yang langsing dan tidak lebih tinggi dariku, mungkin karena akhir-akhir ini aku mengalami kenaikkan berat badan dan terus terang saja aku sudah tidak nyaman dengan keadaan tubuhku yang kata Husby aku malah semok dan bohai, dan memang dia lebih suka aku seperti itu. Asalkan jangan dikategorikan gendut sajalah pikirku. Sementara Freddy yang berdiri disamping Anggi mengenakan setelan serba hitam.

"Mbak Agnes apa kabar? Waahh, bodynya singset dan bagus” Anggi membuka pecakapan di antara kami dengan pujian yang sebenarnya membuat muka aku agak memerah.

Sementara para suami membicarakan pekerjaan, kami para istri sharing tentang masalah rumah tangga sehari-hari karena kebetulan Anggi juga tidak berkarir dan memilih di rumah aja sama seperti aku. Dan kami sama-sama belum punya momongan untuk diasuh. Untuk seumurannya dia memang tergolong senang bicara dan agak cerewet.

Setelah selesai ngobrol-ngobrol dan makan malam akhirnya kami memutuskan untuk pulang dan sekalian Freddy sama Anggi si lincah itu juga mau mampir ke rumah kami. Wahh... padahal aku ingin segera istirahat karena setelah nongkrong sebentar di luar tadi tiba-tiba aku agak mual dan perut kembung, mungkin masuk angin.

Sesampainya di rumah para suami langsung duduk di sofa ruang santai sambil nonton tv, sementara aku mengajak Anggi keliling dapur.

“Wah, mbak Agnes suka masak ya? Peralatan nya lengkap” ujar Anggi

“Nggak kok. Aku malah nggak bisa masak, hehe... Ya pengen aja punya dapur agak rapi dikit” jawabku.

“klo aku lagi kursus Mbak, biar jago dikit. Soalnya mas Freddy suka banget makan di rumah, apalagi masakan istrinya sendiri” dia melanjutkan sambil tersenyum ragu karena menyadari mungkin dia kurang tepat berucap.

“Mmmhh...” aku menanggapi.

“Eh Anggi kita gabung suami kita aja yuk di ruang santai soalnya aku agak pusing nih kayak nya masuk angin” aku mengajaknya.

“Owh, mungkin mbak Agnes masuk angin tadi habis makan di luar. Emang anginnya agak kenceng selama di jalan juga. Gimana kalo aku kerokin mbak Agnes? Aku jago lho kerok-mengerok sama pijat memijat, hehe...” Anggi mengusulkan.

Waahh boleh juga lah pikir aku. Siapa tau sembuh dan lagian dia tidak main-main dengan ucapannya bahwa dia terbiasa memijat. Mungkin Freddy juga sering dipijatnya, haha...

“Nggak ngerepotin nih?” tanya aku.

“Ya nggak lah mbak. Aku serius. Ya udah mbak Agnes siapin koin, balsem sama minyak urut biar nanti sekalian aku pijet sampe anginnya keluar, hihi...” dia malah bersemangat.

“Ya udah, yukk ke ruang santai aja” ajak aku.

“Oke mbaak, siap-siap aja ganti stelannya heheh... Kalo bisa ga usah pake baju, tutup kain sarung aja biar total dikeroknya” tambahnya.

Akhirnya aku kasih tau Husby kalo aku sedang ga enak badan alias masuk angin dan Anggi bersedia ngerokin aku. Freddy langsung menyambut “Bener tuh, Anggi jago kalo urusan mengusir lelah, hehe...”

Anggi pun tersenyum. “Kalo buat ayank apa ajah boleh” anggi menjawab dengan genit. Aku hanya memutar bola mataku ajah, tapi tentunya tanpa kelihatan oleh mereka. Sementara itu Husby setuju dengan usul tersebut, “iya di kerik aja sayang, biar fit lagi, tapi di sini aja bareng kita kerokannya biar ga jenuh, jadi ada pemandangan sexynya, haha...” my Husby balik membalas kemesraan Freddy dan Anggi.

“Okelah, aku bawa dulu peralatannya ya..” kata aku ke Anggi

“Iyaa mbak ayuukk, pokoknya mbak Agnes bakal terlelap nikmat, haha...” katanya menambahkan.

5 menit kemudian aku kembali dengan membawa uang logam, balsem, sama minyak pijet urut, dan tentunya sudah memakai kain sarung menutupi dada sampai lutut, bando di kepala dan mengikat rambut.

“Yu ah Anggi, mbak siap nih”.

“Iya, sini aja duduk di sofa mbak. E\emang suka kerokan ya?” tanyanya.

“jarang sih. Cuman kalo pijet suka banget enak bisa fresh lagi” jawabku.

Kami duduk di sofa yang berseberangan dengan sofa yang dipakai suami suami kami. Cuma terhalang meja aja. Benar-benar dikerok sambil ditonton nih oleh para lelaki, hahah... Yang penting mereka anteng aja ah, pikirku dan aku bisa enjoy.

Anggi memulai dengan memijat kepala dan pundakku, sambil duduk menyamping menghadap ke arah tv. Benar saja kalau dia memang jago memijat, sebentar saja aku udah relaks banget. Semua otot jadi longgar dan santai.

“Nah bener kan Agnes, kalo yayank Anggi emang jago urusan pijat memijat, hehee...” Freddy yang duduk sama Husby di dekat kami berkomentar melihat aku udah mulai merem melek.

“Mmmhh...” aku cuman bergumam.

“istri siapa dulu donk..” Anggi menimpali sambil terus memijat kepalaku.

Dan jujur saja aku ngga peduli sama kemesraan mereka. Yang ada malah udah mulai relaks dan mengantuk, hahah...

Anggi mulai mengoles balsem di pundak kananku dan menggosokkan koin logam dengan cekatan. Aku cuma menunduk saja, merem, tapi sambil tersenyum karena bagaimanapun tidak mau terlihat jelek di depan suami dan mantan suami. Kira-kira begitu hihihi...

Berhubung kami bersama para suami duduk besebrangan di sofa yang sama jadi wajar kalau agak keki. Anggi pindah mengerok pundak kiriku sampai keduanya memerah, terus lanjut ke bawah sampai kira-kira 4 baris kanan-kiri karena memang keburu terbatasi sarung.

Sementara para suami lanjut dengan pembicaraan kerja mereka, aku sudah teler aja dan mulai sendawa mengeluarkan angin dari mulut, hahah...

“Nah, benar 'kan Mbak Agnes udah mulai mau tumbeng nihh hihii,, enak kan mbak?”

“Yohaa..” aku menjawab seadanya.

Setelah itu Anggi memegang kedua bahuku memutar badanku sampai benar-benar berhadapan dengan para suami. Hadeehhh..., pikirku. Dan Anggi mengoleskan balsem di dadaku.

“Mbak Agnes tenang aja, kerok-mengerok emang harus tepat pada titik di mana angin bersarang, bukan harus banyak” katanya.

Ya lah, aku pikir sambil terus menutup mata karena malu melihat suami sama Freddy. Anggi pun mengerok dadaku dengan lincahnya dan dengan gerakan gerakan yang genit karena tahu kalau kami sedang ditonton para suami.

"Mmmmhh, dasar ABG", pikirku.

“Wahh, bagus sayang. Merah banget hasil kerokannya” Freddy kembali menyeletuk.

“Haha... Agnes sampe tak berdaya gitu tuh kelihatannya” tambah Husby.

“Yaaah, sekalian aku demo aja nih kayak demo memasak hihi”, Anggi tertawa centil.

Aku cuma tersenyum aja dan tetap dengan mata tertutup.

Selesai mengerok dada 2 baris tato merah kanan-kiri, Anggi pindah ke tangan kananku dan mulai melakukan gerakan lincahnya mengerok lenganku luar dan dalam, kemudian dia mengangkat tanganku tinggi-tinggi dan ketiakku pun dikerok olehnya!!

“Benar-benar kerokan total ya sayaang, haha...” Freddy kembali berkomentar.

“Iya donk yank, 'kan anginnya harus keluar semua biar mbak Agnes greng lagi, hihi...”

“Haha, mantep”, Husby ikut berbicara pendek. Sementara aku tersenyum aja sambil tetap merem dan duduk relaks membiarkan Anggi yang lincah ini ngerokin bodyku sana sini.

Selesai lengan kanan Anggi pindah duduk ke sebelah kiri aku dan mulai mengerok tangan sampe ketiak, aku pun sendawa mengeluarkan angin dari mulut yang lumayan panjang.

“Ooppss, maaf heheh... mantep tenan, Nggi”, aku berusaha menyembunyikan malu dan berbicara walaupun badan udah relaks banget dan mata mengantuk.

“Sipp, Mbak Agnes emang masuk angin ini, Ga apa-apa, mbak. Santai aja, asal jangan ngeluarin angin dari bawah aja” timpal Anggi sambil cengengesan membuat para suami ikut tertawa.

“Mmmhh sialan", pikir ku dalam hati.

“Mbak tarik nafas terus keluarin dari mulut perlahan-lahan“, tambahnya sambil mulai memijat kedua pundak dan bahuku.

Sambil menuruti sarannya, tubuhku pun serasa melayang dan hendak tumbang ke belakang. Sesi kerok-an pun selesai.

“Ya udah, yukk lanjut biar aku urut sekalian bodynya, mbak”, kata Anggi mengusulkan.

Aku mulai bangkit dari sofa dengan malas.

“Oh iya deh, aku gelar kasur dulu” jawabku sambil beranjak ke pojok ruangan dan mengambil kasur lipat kemudian menggelarnya di depan tv.

“Wahh, beneran mantap nih, aku jadi kepengen juga rasanya paket komplit gini”, Husby aku berkomentar.

“Nah Anggi emang jagonya”, Freddy ikut menimpali.

”Maaf, tapi malam ini khusus aku aja yang beruntung menjadi model demonya Anggi, hihihi...”, aku ikut berbicara menggoda mereka.

Karena kelewat ngantuk aku langsung tidur tengkurap di atas kasur dan mulai menikmati pijatan dan urut Anggi. Tidak sampai 2 menit aku sudah benar-benar melayang ke alam mimpi dan tidak ingat apa apa....

Aku pun terbangun setelah beberapa lama dan itu pun dibangunkan oleh Husby karena kedua tamu kami sudah mau pamit pulang dan waktu memang sudah menunjukkan jam 00:30 malam. Dengan sedikit terkejut aku bangkit dan menyadari kalau semua perhatian tertuju padaku. Duuuhh malunya, pikirku sambil cepat-cepat membereskan rambut yang agak berantakan dengan masih mengenakan kain sarung doang dan body yang berminyak serta belang hasil tato kerokan. Hahaa..., lengkap sudah penampilan jelek dan berantakan.

“Waahh, maaf yah, aku terlelap ketiduran” aku menjawab cepat.

“Nah iya, Nes. Kamu benar-benar dibikin KO sama Anggi, hehe...” kata Freddy. Aku pun tersenyum malu.

“Waduuhh, istriku sampe tumbeng begini saking nikmatnya” sambung Husby.

“Hihihi, asyiikk ya malam ini. Mbak Agnes sampe KO aku kerok, pijat, urut. Aku juga enak nih olahraga dikit, mbak”, Anggi ikutan berkomentar genit.

“Heheh... iya deh makasih ya, Anggi, paket komplitnya. Bolehlah sering-sering juga demo ke sini di rumah mbak”, jawabku masih dengan sedikit malu.

“Ide cemerlang tuh, lagian kita juga jadi bakal sering kumpul berempat, aku sama suamimu bisa lebih intens berkomunikasi” Freddy menyetujui usulan dengan semangat.

”Wheeew", pikirku. Benar-benar malam yang tak terduga. Dikerok dan dipijat sampe KO di rumah sendiri oleh istri sang mantan suami dan disaksikan oleh dia sendiri serta suami aku, benar benar sesuatu banget. (agnesbeb, 29 tahun, Bandung)

Tidak ada komentar :

Posting Komentar