Sebenarnya malu mau cerita soal ini.. tapi orang-orang harus tahu kalau aku nikah sama nenek-nenek bukan mau hartanya, tapi karena aku berniat balas budi. Dia sudah membiayai aku sekolah karena aku yatim piatu dan juga anak bungsu. Tak salah kalau aku melamar Mak Tati, janda 2 anak berumur 58 tahun. Kami menikah tanggal 17 November 2015.
Banyak sekali yang harus kukorbankan untuk bisa menikah dengan Mak Tati. Untungnya 2 anaknya yang semuanya perempuan sudah menikah semua dan ikut suami masing-masing.
Awal menikah teman-teman mentertawakan aku. Menjelang malam pertamaku dengan Mak Tati rasanya bingung, malu, menyesal bercampur jadi satu. Ditambah ranjang pengantinnya dipasang sprei merah sama dihias jaring kelambu.
Tak terbayang groginya, aku masih perjaka belah duren si nenek.
Awalnya aku duduk di tepi ranjang berdampingan dengan si nenek. Jujur aku jijik kalau harus menyetubuhinya. Tanpa banyak bicara Mak Tati membuka kancing baju kokoku. Setelah itu sarung yang kukenakan dilepasnya juga, hingga tersisa celana dalamku saja.
Aku berkeringat dingin waktu membuka kancing atas kebayanya. Lalu kemben dalamnya pun kuturunkan, hingga akhirnya payudara Mak Tati terlihat jelas di pelupuk mataku. Tidak terlalu keriput, tapi sudah kendor banget. Setelah itu kunaikkan kain bawahannya sampai keliatan celana dalam Mak Tati.
Dalam keadaan setengah telanjang Mak Tati mencium bibirku. Aku coba balas ciumannya sambil melepaskan kebaya yg dia pakai. Kubuang jauh-jauh rasa malu dab jijikku.
Akhirnya kugerayangi payudara Mak Tati. Rasanya kenyal hangat. Walau jijik aku paksakan diri mencium puting susunya dengan rasa penasaran. Kuhisap dan kukecup pelan-pelan hingga akhirnya aku bisa menikmatinya.
Setelah itu Mak Tati kurebahkan di ranjang pengantin. Kulepas kain bawahan berikut celana dalamnya. Untuk pertama kalinya kulihat “barang” perempuan. Terus terang nafsuku langsung lenyap melihat bentuk, aroma dan warna “miliknya” yang “mengerikan”. Keriput banget, sementara bibir kemaluannya hitam disertai aroma tak sedap.
Tampaknya si nenek paham kalo nafsu birahiku hilang. Ia pun memintaku menghisap payudaranya lagi. Lima menit “ditetekin” Mak Tati, nafsuku bangkit lagi. Tak lama kemudian Mak Tati melumasi “senjataku” dengan pelumas khusus. Setelah itu Mak Tati rebah lagi dengan membuka pahanya lebar-lebar. Kukecup “miliknya” sesaat, lalu kuhunjamkan “senjataku” ke dalamnya. Resmi sudah keperjakaanku direnggut Mak Tati…
Rasanya ngilu, seret, longgar tapi agak nyedot-nyedot gitu. Kugenjot si nenek sampai dia ronde. Ronde pertama cuma 5 menit, sementara ronde kedua aku cuma tahan 10 menit. Ada rasa nikmat, di mana “senjataku” seperti diremas-remas dan disedot-sedot.
Di ronde kedua kutumpahkan cairanku di dalam “milik” Mak Tati. Rasanya lemas, tapi ia masih belum puas karena belum orgasme. Aku jadi tambah malu. Pertama, malu di depan teman temanku karena menikahi nenek-nenek. Kedua, aku malu pada Mak Tati yang berstatus istriku. Meskipun aku masih ABG, tapi keok di ranjang pengantin sama nenek-nenek. Mungkin lain waktu aku bisa memuaskannya... (Rendy, 19 tahun, somewhere)
Wow
BalasHapusLanjutkan...ceritamu...
BalasHapusLanjutkan
BalasHapusAku langgeng sama nenek yati :)
BalasHapusHalo Bossku ^^
BalasHapusSegera Daftarkan ID di ibu21,com
Menyediakan 8 Permainan Hanya Dengan 1 ID
Serta Tersedia Promo Menarik
Bonus Turn Over Terbesar
Bonus Refferal Seumur Hidup
Minimal Deposit Hanya 25Rb
BBM : csibuqq
WA : +855 88 780 6060
Di Tunggu Kehadirannya Bossku ^^
jadi pengen juga sama nenek nenek
BalasHapus