Senin, 28 Agustus 2017

Kamu, Milikku (Bagian 7 - Tamat)

Bagian 7

Rencana


Pukul 22.35 Hendra datang membawa plastik putih yang bisa kutebak isinya adalah roti dan susu. Mama tadi sudah menelepon, katanya dia dipaksa Hendra untuk tetap beristirahat di rumah sementara dia yang akan menjaga Ares untuk malam ini.

“Dia akan baik-baik saja, Liv.”

Aku mengangguk paham, “Dia kesakitan ya, Ndra?”

“Tenanglah, dia pria yang kuat.”

Roti di mulutku ini terasa sangat hambar. Aku benar-benar kehilangan selera makan sekarang. Apa Ares bisa cepat sadar, Tuhan? Aku akan memarahinya jika dia bangun nanti.

Minggu, 27 Agustus 2017

Kamu, Milikku (Bagian 6)

Bagian 6

Harus Terjadi


Kalau dulu setiap hariku diisi oleh Ares, maka sekarang sudah sangat berubah. Sangat-sangat berubah. Entah keadaan yang membuat kita berubah, atau kitalah yang membuat keadaan menjadi berubah.

Malam ini, sesuai janji Hendra, kami memutuskan makan es krim di Jalan Durian. Dia keren, itu saja. Dan ku harap aku tidak cukup memalukan untuk berdampingan dengan pria tampan sepertinya saat ini.

“Duduk di sana saja ya,” tawarku menunjuk kursi di dekat jendela.

Dia mengikutiku dengan gayanya sendiri. Aku cukup malas keluar sebenarnya, tapi mengingat Hendra yang sudah berjanji maka mau tak mau aku tetap harus ikut dengannya.

Sabtu, 26 Agustus 2017

Kamu, Milikku (Bagian 5)

Bagian 5

Pergilah


Sudah dua bulan lebih sejak aku mengetahui Ares adalah saudaraku. Dan sudah sebulan penuh sejak Ares pergi dari kota ini aku benar-benar merasa kesepian. Papa sudah kembali ke negerinya bersama mama Ares, yang terakhir kali kuketahui, mama sudah berdamai dengan ibunda dari Ares, syukurlah. Aku percaya semua ibu didunia ini pastilah wanita terbaik.

Ares masih tidak menghubungiku. Padahal ini sudah hari ke-31 setelah dia pergi. Seharusnya dia sudah pulang. Bukankah kata Ares dia tidak akan lama?

Kalau ada yang bertanya, masihkah aku mencintai Ares, dengan mudah aku akan menjawab iya. Lalu aku akan menangis setelahnya. Jangan anggap aku cengeng, meskipun itu memang benar adanya, tapi orang harus tahu tidak mudah menjadi diriku.

Jumat, 25 Agustus 2017

Kamu, Milikku (Bagian 4)

Bagian 4

Menghindar


Mama bilang, dirinya tidak membenci Ares untuk alasan apapun. Bukan Ares lah yang salah, begitu katanya. Aku hanya mengangguk-angguk paham karena juga berpendapatan demikian. Tidak seharusnya menyalahkan Ares, karena ini adalah takdir. Dan tidak perlu juga menyalahkan Tuhan, karena ini hanyalah pelajaran hidup. Cepat ataupun lambat, aku pasti bisa berhenti. Tidak untuk melupakannya, hanya berhenti untuk mencintainya.

“Jadi jangan menghindarinya.”

“Iya, Mah.” jawabku setuju dengannya.

Aku bangga dengan mama. Perempuan ini bisa tabah padahal kejadian sekarang sangatlah menyakitkan baginya. Aku menatap lama mamaku dan bersyukur kembali di berikan seorang ibu sepertinya. Kuharap, semua anak bersyukur untuk karunia ini yang telah di karuniakan Tuhan. Kuharap juga mereka bersyukur akan Ayah yang di berikan Tuhan, meskipun aku kurang bisa merasakan hal yang satu itu.


Kamis, 24 Agustus 2017

Kamu, Milikku (Bagian 3)

Bagian 3

Benarkah?


Aku memasuki rumah, dan lihatlah siapa yang ada disini, Papaku. Kenapa dia datang? Bukan maksudnya aku tidak menyukai kedatangan papa, hanya saja kenapa tiba-tiba di larut malam seperti ini? Papa sedikit berubah, mukanya lebih kusut, penampilannya memang cukup keren tapi seperti tidak terawat dengan mata yang terlihat lelah itu. Apa dia punya banyak masalah?

Setelah menyapa mama dan papa yang sepertinya memerlukan berbicara berdua, aku merebahkan diri di atas kasur sambil menghubungi nomor Ares. Aku ingin bercerita padanya tentang papa yang tiba-tiba datang, tentang Bu Murgana yang membuatku repot, dan tentang pertemananku dengan Hendra. Dentingan pertama tidak diangkat, yang keduapun bernasip sama, apa dia sudah tidur? pikirku sambil melihat kearah jam dinding.


Rabu, 23 Agustus 2017

Kamu, Milikku (Bagian 2)

Bagian 2

Tidak Bisa Lepas


Pagi ini Ares kembali meneleponku, tampaknya dia sudah melupakan kejadian tadi malam. Sudah kukatakan, dia itu begitu mencintaiku, mana tahan berdiaman bahkan untuk sehari saja.

Aku teringat dengan salah satu kalimat yang pernah kubaca, yaitu jangan memilih dia yang kamu yakin bisa hidup bersamamu, tapi pilihlah dia yang kamu yakin tidak bisa hidup jika tidak besamamu.

“Hai, Selamat pagi liv.”

“Iya Aresku.”

“Lagi dimana?”

“Aku masih di jalan ni, mau ke kantor. Kamu udah berangkat?”

“Iya udah sampai . Ini aku lagi ada pasien, aku tutup dulu ya teleponnya.”

“Oke.” dia mematikan teleponnya. Dokter muda yang sibuk tapi selalu menyempatkan waktunya untukku, terimakasih Tuhan.

Kamu, Milikku (Bagian 1)

Pengantar

Pengunjung yang budiman,

Berikut ini adalah novel karya Putri Elsa Riani (Putri) berjudul "Kamu, Milikku" yang terdiri dari 7 Bagian dan akan ditayangkan secara berkala mulai hari ini.

Saat ini Putri duduk di bangku SMK Negeri di Pekanbaru yang sejak kecil hobi membaca, baik dongeng maupun novel, dan dengan berbekal hobi tersebut mendorongnya untuk menulis novel ini.

Selamat menikmati.