Pertama aku bertemu Asep aku melihat dia seperti orang yang baik. Itulah sebabnya aku tak menolak waktu ia menyatakan kalau ia cinta aku. Kami pun pacaran.
Setelah berpacaran selama 5 bulan hubungan kami pun sudah sampai pada tahap kebablasan. Aku dan Asep mulai sering melakukan hubungan sebagaimana layaknya suami istri dan itu berlangsung sampai 3 tahun lamanya.
Belakangan aku merasakan kalau perilaku Asep semakin berbeda dari yang kukenal saat pertama. Dia jadi kasar, tetapi bersikap manis jika sedang menginginkan sesuatu...
Aku tidak peduli meski Asep sering berlaku kasar padaku karena aku cinta padanya. Aku mengenal baik keluarganya, begitupun sebaliknya. Saat orangtua ku mengatakan sebaiknya kami bertunangan saja, Asep menolak dan berkata padaku kalau dia belum siap. Tentu saja aku kecewa, tapi aku termakan oleh bujuk rayunya yang mengatakan akan menikahiku asalkan aku selalu menuruti apa maunya. Dan kami pun terus saja melakukan hal terlarang itu dengan janji akan menikahiku.
Suatu hari, saat aku pulang kerja dia mengajakku untuk jalan-jalan ke taman. Anehnya dia lebih banyak diam, tak seperti biasanya. Dan yang membuatku bagai disambar petir di siang bolong, Asep bilang kalau ia ingin mengakhiri hubungan kami. Batinku berkecamuk mendengar ucapannya yang tak pernah kuduga sama sekali itu. Sakit sekali rasanya hati ini dicampakkan begitu saja setelah kuserahkan segalanya pada dia.
Sebenarnya aku sudah mengetahui dari lama kalau dia punya wanita lain dan hubungan mereka sudah sejauh seperti hubungan kami, tapi aku diam karena aku mengira dia akan benar-benar memenuhi janjinya menikahiku.
Kutepis jauh-jauh harga diriku dengan mengatakan kalau aku tidak mau putus, tapi Asep bilang kalau dia sudah tidak cinta padaku. Setelah itu dia pergi begitu saja meninggalkanku di taman.
Sejak itu sampai sekarang dia tidak pernah menghubungiku lagi. Yang teringat di pikiranku saat dia memutuskan untuk mengakhiri hubungan, dia berkata apabila dia menyadari dia masih sayang aku dan aku ternyata memang yang terbaik untuknya, maka dia akan kembali padaku.
Setelah 3 hari putus aku baru menyadari rasa sayangku hilang dan bergantu menjadi benci karena aku merasa dipermainkan dalam hubungan 3,5 tahun yang ternyata tidak ada artinya dan sia-sia.
Beberapa kali ku menghujatnya melalui SMS sebagai ungkapan kekecewaanku, tapi sekarang aku benar-benar berpikir aku tidak akan kembali padanya walaupun suatu saat nanti dia datang padaku.
Aku hanya berpikir mungkin ini jalan terbaik untukku.
Aku berharap dan yakin akan ada pria yang lebih baik segala sesuatunya bagiku suatu hari nanti. (Bella, 19 tahun, Cimahi)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar