Selasa, 30 Desember 2014
Jumat, 26 Desember 2014
Quickie Saat Pesta Ulang Tahun Anakku
Kehidupan rumah tanggaku yang telah kuarungi selama 20 tahun bersama suamiku berjalan aman-aman saja. Itu semua karena kami selalu berkomitmen untuk tetap setia satu sama lain sesuai janji di awal pernikahan kami. Kebetulan, aku dan suamiku sama-sama bernafsu besar. Meskipun sudah sama-sama berusia di atas 40 tahun, tapi kegiatan ranjang kami tak pernah sepi dari derit tempat tidur yang bergoyang. Suamiku berprofesi sebagai dokter, sedangkan aku pegawai swasta.
Bercinta Dengan Guling
Aku menghabiskan masa SMA-ku di sebuah kota kecil di Jawa Timur. Di sana aku tinggal di rumah salah satu kerabat ibuku yang kupanggil dengan Paklik Seno (bukan nama sebenarnya). Di situ aku punya pengalaman yang sangat berkesan.
Suatu hari aku baru saja pulang dari bepergian dengan teman-teman sekelasku. Waktu itu sore sekitar jam 5. Seperti biasa aku turun dari angkot dan berjalan kaki menuju rumah Paklik Seno. Ketika sampai di depan rumah Pak Kolis (nama samaran), tetangga sebelah rumah Paklik Seno, kulihat ada seseorang berdiri sambil ngetok-ngetok pintu pagar rumah Pak Kolis.
Suatu hari aku baru saja pulang dari bepergian dengan teman-teman sekelasku. Waktu itu sore sekitar jam 5. Seperti biasa aku turun dari angkot dan berjalan kaki menuju rumah Paklik Seno. Ketika sampai di depan rumah Pak Kolis (nama samaran), tetangga sebelah rumah Paklik Seno, kulihat ada seseorang berdiri sambil ngetok-ngetok pintu pagar rumah Pak Kolis.
Jumat, 19 Desember 2014
Tutor ”Plus”
Waktu diajak teman kantorku untuk melihat-lihat rumah barunya di sebuah kompleks perumahan, aku tertegun. Di masa kuliah, kompleks perumahan itu sudah sangat familiar di otakku karena aku pernah menjadi tutor untuk anak Tante Wina (bukan nama sebenarnya) yang kemudian menjadi sebuah kejadian tak terlupakan antara aku dengan Tante Wina. Sepenggal kisah yang sampai saat ini masih membuatku tak habis pikir kok bisa itu terjadi.
Keadaannya memang sudah sangat berbeda dibandingkan dengan saat aku pertama kali menginjakkan kakiku di kompleks perumahan itu. Dulu jalan menuju ke situ masih sangat sepi. Begitu pun dengan penghuni kompleks, masih sangat jarang, karena merupakan kompleks perumahan baru. Rumah teman kantorku lebih masuk lagi dari gerbang kompleks, sedangkan rumah Tante Wina agak di depan, karena type rumahnya lebih besar.
Keadaannya memang sudah sangat berbeda dibandingkan dengan saat aku pertama kali menginjakkan kakiku di kompleks perumahan itu. Dulu jalan menuju ke situ masih sangat sepi. Begitu pun dengan penghuni kompleks, masih sangat jarang, karena merupakan kompleks perumahan baru. Rumah teman kantorku lebih masuk lagi dari gerbang kompleks, sedangkan rumah Tante Wina agak di depan, karena type rumahnya lebih besar.
Rabu, 17 Desember 2014
Penyesalanku
Akhir-akhir ini aku banyak merenung. Ketika menghadiri reuni teman-teman SMA, kulihat banyak yang sukses. Mereka datang dengan mobil mewah yang hanya bisa kubayangkan dalam khayalan. Ada yang sukses jadi pejabat, pengusaha, wiraswastawan atau berprofesi dokter dan arsitek.
Aku sadar, kegagalanku menggapai cita-cita tak terlepas dari perilaku burukku di masa lalu. Di saat teman-teman sekolahku giat belajar, aku kluyuran, berfoya-foya dengan teman-teman gang yang kuikuti. Begitu pula ketika masa-masa menjadi mahasiswa, waktuku lebih banyak kuhabiskan untuk kongkow-kongkow yang tak jelas manfaatnya. Kuliah ogah-ogahan, tapi kalau berhura-hura semangat.
Nenek-nenek Bikin Nafsu
Hidup di rumah petak kontrakan di Jakarta pinggiran membuatku jadi seperti kuda yang lepas dari kandangnya. Bebas sebebasnya, termasuk dalam hal seks. Dan yang menjadi sasaran pelampiasan libidoku adalah wanita yang telah berumur. Dari dulu aku memang suka dengan wanita baya.
Sekali waktu aku pernah menjalin hubungan gelap dengan nenek-nenek janda tetangga kontrakanku. Umurnya 57 an bernama Bu Sihni dan ia sudah punya 3 orang cucu. Sehari-harinya ia berprofesi sebagai tukang jamu. Karena seringnya bertemu membuatku tertarik untuk menidurinya. Ternyata aku tak bertepuk sebelah tangan, karena Bu Sihni juga menginginkan hal yang sama. Aku dan nenek-nenek semok itu pun bergoyang ranjang di kontrakanku. Biasanya malam hari saat keadaan sepi. Bu Sihni menyelinap ke kontrakanku dan kamipun berpacu dalam birahi.
Sekali waktu aku pernah menjalin hubungan gelap dengan nenek-nenek janda tetangga kontrakanku. Umurnya 57 an bernama Bu Sihni dan ia sudah punya 3 orang cucu. Sehari-harinya ia berprofesi sebagai tukang jamu. Karena seringnya bertemu membuatku tertarik untuk menidurinya. Ternyata aku tak bertepuk sebelah tangan, karena Bu Sihni juga menginginkan hal yang sama. Aku dan nenek-nenek semok itu pun bergoyang ranjang di kontrakanku. Biasanya malam hari saat keadaan sepi. Bu Sihni menyelinap ke kontrakanku dan kamipun berpacu dalam birahi.
Putri Dari Bandung
“Saya Putri”, sambil tersenyum gadis remaja yang parasnya sangat cantik dengan tubuh tinggi langsing itu memperkenalkan diri sambil menyerahkan surat lamaran kerja. Waktu itu aku masih bekerja sebagai supervisor di sebuah perusahaan farmasi di Bandung dan hari itu kebetulan giliranku menginterview calon karyawan baru.
Singkat cerita, karena suatu hal Putri tidak jadi bekerja di perusahaan tempatku bekerja.
Satu tahun kemudian tanpa sengaja pada saat aku makan di sebuah restocafe aku bertemu lagi dengan Putri. Dia datang menghampiriku dan menyapa, "Masih ingat saya?". Aku sempat terkejut karena tak menyangka bakal bertemu lagi dengannya dan aku sudah hampir lupa padanya.
Singkat cerita, karena suatu hal Putri tidak jadi bekerja di perusahaan tempatku bekerja.
Satu tahun kemudian tanpa sengaja pada saat aku makan di sebuah restocafe aku bertemu lagi dengan Putri. Dia datang menghampiriku dan menyapa, "Masih ingat saya?". Aku sempat terkejut karena tak menyangka bakal bertemu lagi dengannya dan aku sudah hampir lupa padanya.
Quicky Di Kamar Mandi
Bulan-bulan belakangan ini aku hidup dalam buaian kebahagiaan bersama Mas Harso (bukan nama sebenarnya). Betapa tidak. Kami adalah pasangan pengantin baru yang sedang panas-panasnya mereguk kenikmatan hidup sebagai suami istri. Bisa dikatakan, tiada hari tanpa goyang ranjang. Apalagi Mas Harso termasuk suami perkasa yang membuatku kelimpungan bermandikan peluh orgasme yang memabukkan.
Suatu ketika, aku dan Mas Harso berlibur ke Aceh untuk berkumpul dengan beberapa kerabat yang lain. Oleh karena tempatnya terbatas, mau tak mau kami tidur barengan, yang perempuan ngumpul sama perempuan, yang laki-laki sama laki-laki.
Suatu ketika, aku dan Mas Harso berlibur ke Aceh untuk berkumpul dengan beberapa kerabat yang lain. Oleh karena tempatnya terbatas, mau tak mau kami tidur barengan, yang perempuan ngumpul sama perempuan, yang laki-laki sama laki-laki.
Minggu, 14 Desember 2014
Berbagi Tips Menghangatkan Ranjang
Pada kesempatan ini aku ingin berbagi pengalaman rumah tanggaku. Aku dan Mas Teddy (bukan nama sebenarnya) sudah menjalani usia pernikahan selama 17 tahun dan kami punya 2 anak yang beranjak remaja.
Semenjak 5 tahun belakangan ini bara api kehidupan ranjangku dengan Mas Teddy kurasakan meredup, seiring dengan meningkatnya karir Mas Teddy. Ia jadi jarang pulang tepat waktu. Paling cepat ia sampai di rumah jam 9 malam. Itu pun kadang masih harus menerima telepon dari atasan atau sejawatnya. Akibatnya, frekuensi hubungan intim kami jadi turun drastis. Kalau dulu kami melakukannya 5 sampai 6 kali seminggu, belakangan satu bulan sekali pun belum tentu. Aku tak sampai hati minta jatah padanya, apalagi kalau melihat wajahnya yang kuyu dan letih. Biasanya, sampai rumah ia langsung mandi dan setelah ngobrol sebentar denganku dan anak-anak ia tidur.
Semenjak 5 tahun belakangan ini bara api kehidupan ranjangku dengan Mas Teddy kurasakan meredup, seiring dengan meningkatnya karir Mas Teddy. Ia jadi jarang pulang tepat waktu. Paling cepat ia sampai di rumah jam 9 malam. Itu pun kadang masih harus menerima telepon dari atasan atau sejawatnya. Akibatnya, frekuensi hubungan intim kami jadi turun drastis. Kalau dulu kami melakukannya 5 sampai 6 kali seminggu, belakangan satu bulan sekali pun belum tentu. Aku tak sampai hati minta jatah padanya, apalagi kalau melihat wajahnya yang kuyu dan letih. Biasanya, sampai rumah ia langsung mandi dan setelah ngobrol sebentar denganku dan anak-anak ia tidur.
Jumat, 12 Desember 2014
Tambah Gede
Ketika menerima Surat Perintah untuk mengikuti training dinas di luar kota, hatiku langsung berbunga-bunga bercampur bangga. Itu artinya tak lama lagi aku akan dapat promosi. Tak sabar menunggu saat pulang kerja, kutelepon istriku, sebut saja namanya Putri. Ia tak kalah gembira menerima kabar dariku.
“Habis itu naik gaji dong, Mas?”, celetuk Putri. Aku hanya tertawa menanggapinya.
Meski senang, tapi terbersit rasa sedih dalam hatiku, karena training itu berlangsung selama 2 bulan. Sejak menikah dan punya anak belum pernah aku meninggalkan istri dan anakku selama itu. Paling seminggu. Itu saja aku sudah merasa sangat tersiksa didera kerinduan pada mereka. Untungnya tempat tinggal mertuaku tak jauh dari rumahku. Jadi aku bisa menitipkan istri dan anak semata wayangku di sana selama aku pergi.
“Habis itu naik gaji dong, Mas?”, celetuk Putri. Aku hanya tertawa menanggapinya.
Meski senang, tapi terbersit rasa sedih dalam hatiku, karena training itu berlangsung selama 2 bulan. Sejak menikah dan punya anak belum pernah aku meninggalkan istri dan anakku selama itu. Paling seminggu. Itu saja aku sudah merasa sangat tersiksa didera kerinduan pada mereka. Untungnya tempat tinggal mertuaku tak jauh dari rumahku. Jadi aku bisa menitipkan istri dan anak semata wayangku di sana selama aku pergi.
Kamis, 11 Desember 2014
Asmara Terlarang di Awal 30-an
Kejadian ini kualami pada tahun 2000-an. Ketika itu aku berumur 31 tahun dan sudah memiliki 2 orang anak yang sudah masuk sekolah dasar. Suamiku, sebut saja namanya Bang Iwan, adalah seorang karyawan di suatu perusahaan yang termasuk terkemuka di Tangerang. Seperti halnya orang-orang yang berkarir, Bang Iwan pun jarang di rumah karena setiap hari berangkat pagi pulang malam dan terkadang ada tugas dinas sampai 3 hari. Sebagai ibu rumah tangga aku mengerjakan pekerjaan rumah dengan tulus, demi pengabdianku pada suami dan wujud kasih sayang pada anak-anakku.
Tetapi namanya juga wanita, walau bagaimanapun juga butuh perhatian dan dimanjakan oleh suami. Berhubung suamiku sibuk, kebutuhan itu jarang kudapatkan, bahkan bisa dikatakan langka, walaupun dalam hal urusan ranjang tak ada masalah. Bang Iwan tergolong perkasa di ranjang dan memang dialah lelaki pertama yang menikmati tubuhku sejak pacaran hingga menikah saat ini. Kami melakukan hubungan suami istri paling tidak 2-3 kali seminggu dan biasanya Bang Iwan tahan sampai 1 jam setiap ronde. Jika sedang tergesa-gesa paling cepat 30 menit ia bertahan, sementara aku termasuk wanita yang mudah sekali orgasme.
Tetapi namanya juga wanita, walau bagaimanapun juga butuh perhatian dan dimanjakan oleh suami. Berhubung suamiku sibuk, kebutuhan itu jarang kudapatkan, bahkan bisa dikatakan langka, walaupun dalam hal urusan ranjang tak ada masalah. Bang Iwan tergolong perkasa di ranjang dan memang dialah lelaki pertama yang menikmati tubuhku sejak pacaran hingga menikah saat ini. Kami melakukan hubungan suami istri paling tidak 2-3 kali seminggu dan biasanya Bang Iwan tahan sampai 1 jam setiap ronde. Jika sedang tergesa-gesa paling cepat 30 menit ia bertahan, sementara aku termasuk wanita yang mudah sekali orgasme.
Rabu, 10 Desember 2014
Kelainanku: “Bertiga Yuk…”
Suatu hari aku ditugaskan oleh perusahaanku ke Pulau Batam. Seperti biasa, setiap kali aku ditugaskan ke luar kota, aku mengajak isteriku. Tapi kali ini ada yang berbeda, aku mengajak kakakku (Anton) dan isterinya (Sovi) ikut serta. Mereka tinggal di Makassar, kebetulan akan ke Jakarta dan belum pernah ke Batam.
Rencananya, setelah menginap satu malam di Batam, kami akan menyeberang ke Singapore. Namun menjelang keberangkatan, Sovi merubah jadwal keberangkatan. Dia tidak ikut ke Batam tapi langsung ke Singapore, jadi hanya kami bertiga yang ke Batam.
Dengan pertimbangan biaya dan menginap hanya satu malam saja, ditambah lagi ingin mengobrol sebelum tidur, maka kami check in di Hotel Harmoni satu kamar saja untuk kami bertiga (type kamar satu buah tempat tidur berukuran double dan satu tempat tidur ukuran single). Pada saat itu, tidak terbersit sedikit pun bahwa pilihan menginap bertiga dalam satu kamar akan menjadi peristiwa besar dalam kehidupan kami.
Rencananya, setelah menginap satu malam di Batam, kami akan menyeberang ke Singapore. Namun menjelang keberangkatan, Sovi merubah jadwal keberangkatan. Dia tidak ikut ke Batam tapi langsung ke Singapore, jadi hanya kami bertiga yang ke Batam.
Dengan pertimbangan biaya dan menginap hanya satu malam saja, ditambah lagi ingin mengobrol sebelum tidur, maka kami check in di Hotel Harmoni satu kamar saja untuk kami bertiga (type kamar satu buah tempat tidur berukuran double dan satu tempat tidur ukuran single). Pada saat itu, tidak terbersit sedikit pun bahwa pilihan menginap bertiga dalam satu kamar akan menjadi peristiwa besar dalam kehidupan kami.
Kelainanku: Mimpi yang Menjadi Kenyataan
Untuk hadiah ulang tahun Papa Mertua, Ani, isteriku mengajak Papa dan Mamanya berlibur ke Singapore karena mereka belum pernah ke Singapore. Sayang, Mama tidak bisa ikut karena toko di Cianjur tidak dapat ditinggal.
Di hotel Singapore, Ani memesan dua kamar dengan connecting door.
Pada malam pertama, setelah mengikuti tour sehari, badan terasa lengket. Papa langsung buka baju sehingga tinggal kaos dalam dan celana dalam saja, demikian juga aku.
Namun Ani melakukannya lebih dari itu.
Di hotel Singapore, Ani memesan dua kamar dengan connecting door.
Pada malam pertama, setelah mengikuti tour sehari, badan terasa lengket. Papa langsung buka baju sehingga tinggal kaos dalam dan celana dalam saja, demikian juga aku.
Namun Ani melakukannya lebih dari itu.
Kelainanku: Ke Dokter Kandungan
Sesuai dengan ajuran saudara-saudaranya dan teman-temannya, Ani pergi ke dokter kandungan untuk pemeriksaan papsmear dan pemeriksaan dini kanker payudara. Ini adalah cerita Ani seperti yang diceritakan kepadaku:
“Hari ini ada kejadian yang memalukan. Tadi aku ke Dr Eddy (dokter kandungan). Mula-mula diperiksa papsmear, aku diminta buka celana, lalu dia meninggalkan aku ke meja kerjanya dan menutup gorden pembatas. Beberapa saat kemudian dokternya masuk lagi memeriksa v***naku…
Setelah selesai, dokternya bilang, ‘Yuk, sekarang kita periksa payudara. Baju dan behanya dibuka ya…’ Lalu ia pergi lagi ke mejanya dan menutup gorden.
“Hari ini ada kejadian yang memalukan. Tadi aku ke Dr Eddy (dokter kandungan). Mula-mula diperiksa papsmear, aku diminta buka celana, lalu dia meninggalkan aku ke meja kerjanya dan menutup gorden pembatas. Beberapa saat kemudian dokternya masuk lagi memeriksa v***naku…
Setelah selesai, dokternya bilang, ‘Yuk, sekarang kita periksa payudara. Baju dan behanya dibuka ya…’ Lalu ia pergi lagi ke mejanya dan menutup gorden.
Kelainanku: Hobby Dipijat
Ani senang dipijat dan setiap kali dipijat selalu telanjang bulat. Kebiasaan ini mungkin turunan dari Mamanya yang secara rutin dipijat dan juga selalu bugil. Aku pernah sekali tanpa sengaja melihat Mamanya dipijat dalam keadaan bugil, tetapi dalam posisi tengkurap.
Di rumah kami, di Jakarta, Ani biasa dipijat oleh ibu-ibu tukang pijat. Setelah dipijat biasanya Ani berkata sambil tersenyum: “Eh, kata Ibu Elly (nama pemijatnya) buah dada aku bagus… Hehe…” Pada lain saat, ia berkata: “Kata Ibu Yani (nama pemijat yang lain) buah dada aku masih kencang…”
Di rumah kami, di Jakarta, Ani biasa dipijat oleh ibu-ibu tukang pijat. Setelah dipijat biasanya Ani berkata sambil tersenyum: “Eh, kata Ibu Elly (nama pemijatnya) buah dada aku bagus… Hehe…” Pada lain saat, ia berkata: “Kata Ibu Yani (nama pemijat yang lain) buah dada aku masih kencang…”
Kelainanku: Buka Baju di Depan Orangtua
Buka Baju di Depan Orangtua
Aku (Adrian) berasal dari Jakarta dan istri (Ani) berasal dari Cianjur. Setelah menikah, secara periodik kami ke Cianjur untuk menengok orangtua Ani.
Suatu ketika, kami pulang ke Cianjur. Tidak lama setelah tiba, Ani dan orangtuanya ngobrol di kamar tidur, sedangkan aku duduk di ruang makan sambil melihat televisi. Pembatas antara kamar tidur dan ruang makan adalah dinding kaca, yang jika malam hari saja ditutup dengan gorden.
Aku (Adrian) berasal dari Jakarta dan istri (Ani) berasal dari Cianjur. Setelah menikah, secara periodik kami ke Cianjur untuk menengok orangtua Ani.
Suatu ketika, kami pulang ke Cianjur. Tidak lama setelah tiba, Ani dan orangtuanya ngobrol di kamar tidur, sedangkan aku duduk di ruang makan sambil melihat televisi. Pembatas antara kamar tidur dan ruang makan adalah dinding kaca, yang jika malam hari saja ditutup dengan gorden.
Selasa, 09 Desember 2014
Sakitnya Main Belakang
Aku menikah untuk kedua kalinya beberapa tahun setelah suami pertamaku meninggal. Dari suami pertama aku mendapat 2 orang anak. Suami keduaku, sebut saja namanya Mas Seto, adalah seorang bujangan saat menikahiku. Usianya lebih muda 5 tahun dariku. Meskipun begitu aku memanggilnya Mas sebagai tanda hormatku padanya. Ia sangat menyayangi kedua anakku. Sampai dengan usia pernikahanku dengan Mas Seto menginjak 7 tahun aku dapat tambahan 2 anak lagi darinya, sehingga total anakku ada 4 orang.
Quickie Sambil Jaga Toko
Istriku lebih muda 2 tahun dariku. Di usia pernikahan kami yang sudah 4 tahun kami baru memiliki seorang putra berumur 3 tahun yang lagi lucu-lucunya. Dialah yang selalu menjadi tumpuan semangatku.
Sebelum aku menikah aku sudah kerja di bank dan sesudah menikah pun aku masih bekerja di sana. Berhubung istriku hanya mengurusi anak, jadi dia tak banyak kegiatan. Tak heran jika ia sering mengeluh selalu sendirian bila siang hari karena aku baru pulang sekitar jam lima sore. Untuk memberinya kesibukan, kubuatkan ia sebuah warung sembako kecil-kecilan di depan rumah kontrakan kami.
Partner Intim Rahasiaku
Sebenarnya aku agak malu, tapi aku ingin curhat supaya hatiku terasa lebih ringan.
Aku wanita berumur 30an, tinggal dan bekerja di Australia, namun saat ini sedang berlibur ke rumah temanku di Jakarta.
Aku punya seorang kekasih di Australia, berkebangsaan Amerika, namanya Brad. Namun dia bukan partner intim rahasiaku. Nama partner intim rahasiaku adalah Bruno; pirang, besar, dan berkaki 4. Iya, Bruno adalah seekor anjing labrador berumur 3,5 tahun yang sudah kupelihara sejak baby.
Langganan:
Postingan
(
Atom
)