Senin, 28 September 2015

Petualang Ranjang

Aku kenal Tante Evie (bukan nama sebenarnya) sejak SMP. Ia adalah mama temanku, sebut saja namanya Dio. Aku dan Dio berteman akrab sejak kelas 1 SMP. Hampir seminggu sekali aku main ke rumahnya. Bahkan sesekali aku menginap di rumah Dio. Tak heran jika aku pun akrab dengan Tante Evie. Selepas SMP aku dan Dio berpisah karena aku ikut pindah bersama orang tuaku ke Jawa Tengah.

Meski begitu aku kadang masih berkunjung ke rumah Dio saat libur, setidaknya 2 kali setahun. Begitu pun Dio, ia pernah datang ke rumahku saat mengikuti orang tuanya menghadiri acara di Jogja dan kemudian mereka singgah di kotaku.

Rabu, 23 September 2015

Mama, Aku Lesbian!

Kata-kata itu yang selalu ingin aku ucapkan setiap kali Mama atau kerabatku menanyakan kapan aku naik pelaminan. Tapi semua hanya terucap dalam hati.

Sebetulnya wajar saja mereka menanyakan itu, karena diusiaku yang hampir setengah abad ini aku masih belum punya calon pendamping. Rasanya itu memang tidak akan mungkin. Sejak remaja aku sama sekali tak tertarik pada laki-laki. Aku tak tahu kenapa, padahal aku punya banyak teman laki-laki yang ganteng.

Satu Lawan Tiga

Ini pengalaman tak terlupakan waktu aku kuliah di Jogja sekian tahun yang lalu. Ketika libur semesteran aku sengaja tidak pulang kampung, karena diajak teman kuliahku, Joko dan Ucup (keduanya bukan nama sebenarnya) piknik ke Bali. Ucup adalah mahasiswa asal Bogor, sedangkan Joko asli Jogja.

Dengan mengendarai mobil milik Joko, bertiga kami berangkat menuju Bali. Sebelumnya kami mampir ke Jember untuk istirahat di rumah kerabat Joko yang tinggal di sana.

Esok harinya kami melanjutkan perjalanan. Sampai di Denpasar hari sudah senja. Kami langsung mencari warung untuk mengisi perut yang sudah kelaparan. Setelah kenyang kami mencari tempat yang tenang untuk istirahat. Karena membawa uang pas-pasan, kami mencari tempat untuk memarkir mobil sekaligus tempat bermalam.

Rexona Serba Guna

Entah kenapa nafsuku selalu menggebu-gebu adegan mesra di film. Kalau sudah begitu, tak ada cara lain selain menyalurkannya dengan masturbasi.

Aku jadi suka masturbasi gara-gara waktu SMA keseringan nonton film porno bareng teman-teman cewekku. “Itu”ku jadi cepat basah kuyup biarpun filmnya belum selesai. Aku jadi sering terbayang-bayang adegan di film.

Di rumah, kamarku ada di lantai 2. Kebiasaan bermasturbasi berawal waktu aku coba tidur telanjang, karena kata temanku, tidur telanjang akan membuat kulit kita jadi sehat. Tapi bukannya bisa tidur, aku malah coba-coba mencari kenikmatan dengan jari-jariku. Bahkan aku jadi terangsang saat melihat tubuh telanjangku sendiri di cermin.

Ketagihan Ngintip

Ini cerita tentang pengalaman sahabatku, sebut saja namanya Tita, yang sempat membuatnya terperangkap dalam kebiasaan buruk, yaitu masturbasi. Aku tak bermaksud menceritakan aib yang dialaminya, tapi untuk memotivasi siapapun yang mengalami seperti Tita agar bisa bangkit dari masalah yang dihadapinya.

Setamat SMP, Tita hijrah ke kota X untuk melanjutkan SMA. Di kota X Tita numpang di rumah kakak perempuannya yang bernama Dessy (nama samaran). Saat itu uni Dessy baru 3 bulan menikah dengan uda Yan yang berprofesi sebagai asisten mandor.

Hari ke tiga Tita tinggal di rumah ni Des, ia mengalami suatu kejadian yang tak pernah ia alami sebelumnya. Tita punya kebiasaan tidur jam 8 malam dan bangun jam 4 pagi. Tapi malam itu, sekitar jam 11, ia terjaga karena ingin buang air kecil. Ketika bangun ia mendengar suara mendesah yang jelas terdengar dari kamarnya yang bersebelahan dengan kamar ni Des dan hanya disekat oleh dinding kayu.

Ketagihan Onani

Tanya:

Saat ini aku kelas 3 SMA swasta di Sidoarjo. Aku sangat pusing dengan kebiasaanku melakukan onani (masturbasi, red.). Hampir setiap hari aku melakukannya. Memang terasa nikmat, tapi setelah itu aku selalu dihinggapi rasa bersalah. Juga takut.

Dari artikel-artikel yang kubaca, baik di majalah, koran, dan internet aku tahu efek buruk dari onani yang berlebihan. Selain rasa bersalah, katanya bisa menyebabkan ejakulasi dini, mani (sperma, red.) encer, dan impoten. Aku takut jika memikirkan itu, tapi sulit sekali menghilangkan kebiasaan onaniku. Kalau melihat cewek cantik aku langsung terangsang. Apalagi nonton film porno. Kalau nontonnya lagi sendirian di kamar, aku pasti onani. Kalau filmnya panjang, aku bisa onani lagi 2 - 3 kali.

Suamiku Terpikat Gadis Belia

Setelah melalui masa pacaran selama 5 tahun, pada 1997 aku menikah dengan Sasongko (sebut saja begitu). Kami berkenalan sejak awal menjadi mahasiswa di sebuah perguruan tinggi di Palembang. Aku sangat mencintainya, karena selain romantis, ia juga seorang yang ulet dan tekun belajar. Bahkan saat masih berstatus mahasiswa dia sudah bisa membiayai kuliahnya dengan hasil keringatnya sendiri, meskipun orang tuanya termasuk keluarga berada.

Tahun-tahun pertama berkeluarga, aku dan Sasongko menyewa kamar kos di Jakarta, karena kami sama-sama bekerja di kota metropolitan itu usai meraih titel sarjana. Karena biaya hidup di Jakarta tergolong tinggi, Sasongko terus berupaya mencari pekerjaan lain yang lebih baik agar bisa bertahan dan berkembang.

Selasa, 22 September 2015

Ingin Tapi Takut

Tanya:

Bang, mau minta saran nih… Masturbasi itu bahaya nggak sih? Aku cewe punya temen deket yang suka masturbasi. Dia bilang nggak apa-apa daripada kepala pusing kalo lagi mupeng. Jujur aku pengen juga dan pernah coba-coba, soalnya takut zina. Tolong dong kasih saran. (NN, 22 tahun, Jakarta)

Cintaku Hangus Karena Status

Kisah ini kualami ketika aku berusia 24 tahun. Waktu itu aku baru menyelesaikan sarjanaku di sebuah universitas swasta di Jawa Timur. Sambil mencari pekerjaan aku membantu bibiku menjaga toko konveksi miliknya di kota X yang berjarak 5 jam perjalanan dari tempat tinggalku. Setiap hari Senin sampai Jumat aku tinggal di rumah bibi, sedangkan Sabtu aku pulang naik bus antar kota.

Bibi punya seorang pembantu rumah tangga, sebut saja namanya Dewi. Sejak pertama melihat Dewi aku langsung terpukau. Wajahnya lumayan cantik dan kulitnya putih bersih. Tingkah laku dan tutur katanya sangat sopan. Aku sempat menyayangkan gadis seperti itu bekerja sebagai pembantu yang oleh kebanyakan orang dipandang rendah.