Sabtu, 31 Oktober 2015

Kubayar Uang Kos dengan Tubuhku

Ketika menginjak jenjang kuliah, itulah untuk pertama kalinya aku jauh dari orang tua dan kampung halamanku di Sumatra, karena aku diterima di universitas negeri di Jawa Timur. Ayahku yang seorang kontraktor sangat mampu membayar uang kos yang bagus untukku. Bahkan ia memberiku sebuah mobil untuk transportasi kuliahku.

Sayangnya waktu semester 3 bisnis ayahku hancur. Mobil pemberiannya untukku ditarik kembali untuk dijual guna menutup hutang-hutangnya. Awalnya, kalau hanya untuk membayar kosku saja orang tuaku masih mampu. Tapi belakangan uang bulanan yang dikirim makin tersendat, sehingga aku terpaksa berhutang sana-sini untuk membayar kos dan membiayai hidupku.

Sejak semester 2 aku pacaran dengan cowok lain jurusan, sebut saja namanya Ali. Ia berasal dari Jawa Tengah. Saat aku mengalami paceklik, sesekali ia memberiku uang sakunya untuk biaya hidupku. Tapi aku tak bisa berharap banyak karena ia bukan dari keluarga berada.

Pemilik kos, sebut saja namanya pak Johar, memberiku kelonggaran untuk menunda pembayaran uang kos dariku setelah kuceritakan permasalahan yang menimpaku. Meski begitu aku merasa tak enak padanya dan berusaha menyisihkan uang sakuku untuk membayar kos bulanan sampai kemudian aku tak mampu lagi.

Ali menyarankan agar aku pindah kos yang lebih murah, tapi aku sudah terlanjur betah di kosku. Selain tempatnya nyaman, juga tidak ketat aturannya. Itulah sebabnya, aku sampai melakukan hubungan intim dengan Ali di kamar kosku, karena tak ada yang mengawasi. Pak Johar hanya sebulan 2 kali untuk mengontrol keadaan kos. Selebihnya, aku dan teman-teman kosku bebas sebebas-bebasnya untuk mengajak pacar masing-masing menginap di situ.

Tujuh bulan aku menunggak pembayaran uang kos dan pak Johar tampaknya cukup sabar menunggu janji-janjiku untuk melunasinya. Tapi bulan ke delapan ia mulai menunjukkan sikap tegasnya. Aku menangis saat ia datang menemuiku untuk menagih janjiku membayar uang kos. Kemudian ia memberiku solusi dan memintaku untuk menemuinya di sebuah café sambil menyebutkan alamat café itu. Ia berpesan agar aku datang sendiri.

Dalam keadaan bingung aku menyanggupi. Malam itu aku naik ojek menuju café yang dimaksud pak Johar. Di sana ia sudah menunggu dengan dua gelas minuman hangat tersaji di meja. Ia menyambutku dengan ramah dan kami pun ngobrol. Saat itulah pak Johar mengatakan solusinya. Aku terperangah mendengar ucapannya. Pak Johar ingin mengajakku ke villa dan jika aku mau, maka hutangku padanya akan dianggap lunas. Jika tidak mau, maka aku diberi waktu seminggu untuk membayar kos.

Seketika itu juga aku kaget sekaligus memendam marah dan jijik melihat pak Johar. Ia ingin memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Tak mungkin dalam waktu seminggu bisa kudapatkan uang untuk membayar tunggakan kos selama 8 bulan. Tapi aku tak mungkin mau jadi pemuas syahwatnya. Kujanjikan padanya untuk melunasi biaya kosku.

Keesokan harinya kutelepon ayahku untuk dikirimi uang, tapi ayah baru bisa mengirim bulan depan. Ia hanya memintaku untuk bersabar menunggu. Kemudian aku menemui Ali untuk meminjam uangnya, tapi seperti yang kuduga, ia tak punya uang sebanyak yang kubutuhkan. Malahan kami bersitegang mengenai masalah itu dan aku pulang ke kos dengan memendam amarah pada Ali yang hanya menginginkan kenikmatan dariku, tapi giliran aku susah ia angkat tangan.

Dalam keadaan marah pada Ali, kutemui pak Johar yang datang ke kos dua hari kemudian dan kutanya kapan mau ke villa. Tanggapan pak Johar ternyata tidak seperti yang kubayangkan. Kukira wajahnya akan berseri-seri melihat kekalahanku, tapi justru ia mengatakan agar aku tidak terburu-buru memutuskan. Hal ini membuatku simpati padanya dan kukatakan kalau aku memang ingin refreshing ke pegunungan yang berjarak 1 jam perjalanan dari kota tempat aku kos. Kami pun janjian untuk ketemuan di café yang sama dan setelah itu pergi ke villa dengan mobil pak Johar.

Dalam perjalanan pikiranku campur aduk dan aku menyesali keputusanku. Tapi nasi sudah jadi bubur. Aku sudah bertekad untuk menyelesaikan masalahku dengan caraku sendiri. Jantungku berdegup kencang ketika mobil pak Johar masuk ke pintu gerbang villa. Tubuhku menggigil oleh udara pegunungan dan ketegangan yang kurasakan.

Dan seperti yang sudah kuduga, aku dan pak Johar menghabiskan malam itu dalam kamar villa sewaan. Aku hanya bisa pasrah saat pak Johar melucuti pakaianku dan mulai menggumuliku di ranjang. Tak pernah terbersit sekalipun dalam pikiranku bakal ditiduri laki-laki yang seusia ayahku.

Tapi tak kusangka, pak Johar sangat pandai dalam urusan ranjang. Aku yang semula dingin dan pasif, lambat laun terangsang oleh cumbuannya dan mulai bisa menikmati kehangatan yang diberikan oleh pak Johar. Ia begitu telaten dan lembut saat mencumbuku, sehingga gairah birahiku pun terpancing.

Pergumulan yang pertama itu aku dibuatnya orgasme sampai 3 kali, sangat berbeda dengan Ali yang lebih sering cepat selesai daripada membuatku orgasme. Bahkan di ronde kedua pak Johar membuatku mencapai orgasme sampai 5 kali. Itulah untuk pertama kalinya aku menikmati hubungan intim yang luar biasa. Tubuhku lunglai dalam kenikmatan yang tiada taranya. Tapi aku berusaha menyembunyikan rasa senangku dari pak Johar, karena aku tak ingin ia merasa hebat telah berhasil meniduriku. Menjelang tengah malam kami kembali ke kota dan selama perjalanan aku tertidur. Saat terbangun sudah sampai di depan kosku. Malam itupun aku tidur sangat nyenyak. Tak ada lagi beban pikiran yang selama ini menggangguku. Kuingat janji pak Johar seusai pergumulan kami yang pertama, di mana ia mengatakan kalau utangku sudah dianggap lunas dan aku tak perlu membayar kos untuk 4 bulan ke depan.

Sempat timbul kekhawatiranku kalau-kalau pak Johar mengajakku ke villa lagi setiap kali ia datang ke kos, tapi itu tak terjadi. Ia datang seperti biasa untuk melakukan inspeksi rutin dua mingguan dan saat kami bertemu sikapnya biasa saja seperti sebelum kejadian di villa. Semula aku merasa lega karena pak Johar menepati janjinya. Anehnya, lama-lama aku merasa kangen dengan cumbuannya. Apalagi setiap usai bercinta dengan Ali dan aku tidak mendapatkan kepuasan, pikiranku langsung melayang ke pak Johar yang begitu perkasa dan mampu memuaskanku berkali-kali sampai aku lemas. Aku yang tadinya takut diajak lagi ke villa berubah 180 derajat jadi berharap diajaknya lagi.

Suatu ketika, saat liburan semesteran, satu demi satu teman kosku pulang kampung. Aku harus tingga di kos menunggu kiriman uang dari ayahku untuk ongkos pulang yang katanya akan dikirim 2 atau 3 hari lagi. Dan hari itu satu temanku yang terakhir pulang kampung. Aku sendirian di rumah kos yang berisi 8 kamar. Ali pacarku pun sudah pulang mendahuluiku karena ia kut rombongan teman-teman kosnya naik motor pulang ke Jawa Tengah.

Sore hari, usai mandi kulihat pak Johar datang. Jantungku tiba-tiba saja berdebar kencang melihatnya. Ia kaget melihat masih ada di kos, karena dikira sudah pulang semua. Ketika kukatakan kenapa aku belum pulang, pak Johar menawariku untuk membelikan tiket pesawat terbang agar aku bisa segera pulang dan tidak sendirian di kos. Aku menolaknya karena aku tak ingin menambah hutang budiku padanya. Setelah ngobrol sebentar, pak Johar berkeliling memeriksa setiap sudut rumah, sedangkan aku masuk ke kamarku dan tiduran di ranjang. Kubiarkan pintu kamar tetap terbuka.

Sesaat kemudian pak Johar muncul di depan pintu kamarku. Dengan dada berdegup kupersilakan ia masuk. Pak Johar menutup pintu lalu duduk di kursi sambil mengajakku ngobrol sebagai basa-basi. Tak lama, ia pun berpindah duduk di tempat tidur dan kembali menawariku untuk membelikan aku tiket, tapi aku tetap menolak. Sesaat kami sama-sama terdiam karena kehabisan bahan obrolan, tahu-tahu pak Johar berbaring di sebelahku dan mencium rambut dan dahiku. Aku hanya diam sambil memandanginya. Entah bagaimana mulanya, pak Johar lalu mencium bibirku. Aku pasrah saat ia makin gencar memagut dan menciumiku.

Rangsangan yang timbul dari cumbuan pak Johar membuatku tak kuasa menolak saat ia melucuti bajuku dan kamipun terlibat dalam pergumulan. Aku tak lagi pasif seperti di villa. Kuimbangi permainan pak Johar dengan lebih agresif. Bahkan aku juga melakukan oral padanya.

Aku tergolek lemas saat pak Johar mengeluarkan cairannya di perut dan dadaku. Sore itu ia membuatku orgasme sampai lima kali. Aku benar-benar puas. Puas sekali. Dan aku tak menolak saat pak Johar mengajakku ke hotel sambil menunggu kiriman uang dari ayahku. Selama 3 hari di hotel aku dan pak Johar seperti sepasang pengantin baru. Hanya saja ia tak menginap. Pagi ia datang dan malamnya pulang. Perlakuan istimewa pak Johar padaku membuatku lupa pada Ali. Saat di kampung, tak ada sama sekali kerinduan pada Ali. Justru yang kurindukan adalah pak Johar. Itulah sebabnya waktu kembali kuliah aku minta putus pada Ali. Semula ia tak mau dan memaksa untuk melanjutkan hubungan. Tapi aku sudah tak cinta lagi padanya.

Sejak itu, aku dan pak Johar beberapa kali melakukan pertemuan rahasia, kadang di hotel kadang di villa, hingga suatu hari terjadi kehebohan di kosku. Merry (bukan nama sebenarnya), salah satu teman kosku dinyatakan hamil. Aku dan teman-teman kos yang lain heran bukan kepalang, karena setahu kami pacar Merry adalah cowok yang alim. Tak pernah sekalipun ia menginap di kamar Merry dan kalau apel selalu di ruang tamu. Tak pernah masuk kamar seperti penghuni kos lain, termasuk aku.

Beberapa hari kemudian terungkaplah fakta yang membuat aku lunglai. Ternyata yang menghamili Merry adalah pak Johar. Ternyata diam-diam pak Johar juga melakukan hal yang sama pada Merry. Merry sering menunggak pembayaran uang kos dan ia membayarnya dengan tubuhnya, sama seperti aku. Rupanya Merry pun ketagihan dengan permainan cinta pak Johar hingga berujung kehamilan dan menuntut untuk dinikahi olehnya.

Peristiwa itu berbuntut panjang. Istri pak Johar minta cerai karena tak mau dimadu. Sebulan kemudian para penghuni kos diminta pindah, karena rumah kos yang kami tinggali akan dijual sebagai harta gono-gini. Aku sangat terpukul atas kejadian itu. Pertama, aku kecewa sekali pada pak Johar yang kukira baik dan sangat mencintaiku. Kedua, aku harus menyingkir dari tempat kos yang tak perlu kubayar ongkosnya sampai kapanpun aku tinggal di situ. Padahal hubunganku dengan teman-teman kos sudah seperti saudara. Karena kejadian itu kami harus berpisah, mencari tempat kos sendiri-sendiri.

Aku pun jadi kebingungan lagi memikirkan cara membayar uang kos di tempat yang baru. Untungnya ada seorang teman kuliahku yang mengetahui masalah yang kuhadapi. Ia mempersilakanku untuk tinggal di rumahnya gratis. Memang tempatnya agak jauh dari kampus, tapi paling tidak tidak aku tidak perlu dipusingkan dengan uang kos. Kalau ke kampus aku bisa nebeng temanku itu, walaupun tidak bisa setiap kuliah, karena jadwal kuliah kami banyak yang berbeda.

Setelah melalui berbagai kesulitan, akhirnya aku berhasil menyelesaikan kuliahku. Aku pun kembali ke kampung halaman dengan meninggalkan kenangan yang tak terlupakan sampai sekarang aku berumah tangga dan punya anak tiga. (Tessa – nama samaran, 36 tahun, somewhere)

1 komentar :

  1. Salam khusus untuk semua orang yang membaca ini sekarang!

    Saya ingin memulai dengan bersyukur kepada allah untuk karunia hidup.
    Nama saya Yusi Retnowati dan saya ingin berbagi cerita bagus tentang bagaimana Nyonya Ana Michael dari Guaranty Trust Loan membuat hidup saya manis.
    Saya sedang mengalami kesulitan keuangan untuk beberapa waktu dan saya harus boorow dari teman-teman saya karena saya berharap untuk membayar mereka kembali setelah menerima gaji saya.
    Dan saat itulah hidup saya berubah menjadi yang terburuk, saya dipecat dari pekerjaan dan saya kehilangan ayah saya pada bulan berikutnya. Setelah ayahku dimakamkan, teman-temanku mulai meminta uang mereka kembali.

    Saya sangat terpukul karena keluarga saya menderita dan saya tidak punya uang untuk membayar hutang saya. Jadi, saya memutuskan untuk pergi ke bank saya, BCA untuk meminta pinjaman tetapi saya ditolak pinjaman karena saya tidak punya pekerjaan. Jadi saya menjadi putus asa untuk mendapatkan uang untuk membayar hutang saya. Kemudian saya memutuskan untuk memeriksa situs web jika saya akan melihat pemberi pinjaman pribadi yang dapat saya pinjam. Sebenarnya, saya melihat begitu banyak cerita bagus secara online dan saya pikir hidup saya akan berubah untuk selamanya tetapi saat itu menjadi sangat buruk sehingga saya hampir mengambil hidup saya karena saya diminta untuk membayar begitu banyak biaya hanya untuk saya tidak menerima pinjaman .

    Tetapi ketika saya berpikir hidup saya sudah berakhir, saat itulah allah menggunakan teman saya yang saya temui di bank untuk membantu saya. Teman saya Pak Harun, saya menceritakan kisah saya kepadanya dan bagaimana saya dipecat dan pinjaman online yang tidak berhasil. Jadi, dia mengatakan kepada saya bahwa tidak perlu khawatir bahwa dia akan memperkenalkan saya kepada kreditur yang dapat diandalkan yang dia pinjam.

    Jadi, setelah dia memberi tahu saya bagaimana dia mendapatkan pinjaman dari Guaranty Trust Loan, saya memutuskan untuk menghubungi informasi kontak dari Guaranty Trust Loan yang dia berikan kepada saya yaitu: anamichaelguarantytrustloans@gmail.com.

    Setelah itu proses persetujuan kredit saya selesai dan saya menerima surat persetujuan dari perusahaan yang menyatakan bahwa saya harus memberikan rincian bank saya. Saya menerima pemberitahuan dari bank saya bahwa rekening bank saya dikreditkan dengan jumlah pinjaman yang saya minta.
    begitulah hidup saya berubah dan saya akan terus berbagi berita sehingga semua orang dapat melihat dan menghubungi perusahaan yang baik yang mengubah situasi saya.

    Anda dapat menghubungi Guaranty Trust Loan melalui email: anamichaelguarantytrustloans@gmail.com
    Anda juga dapat menghubungi saya jika Anda membutuhkan bantuan saya atau Anda ingin bertanya kepada saya tentang bagaimana saya mendapatkan pinjaman saya. Ini email saya: yusiretnowati06@gmail.com

    Dan di bawah ini adalah detail akun saya yang dikreditkan pinjaman dari Guaranty Trust Loan,
    Nama Bank: Bank BCA

    Alamat bank: jln.dr.setiabudhi bandung

    Nama akun: Yusi Retnowati

    Nomor akun: 2330142840:

    Jenis akun: tahapan BCA

    Segera setelah saya membayar biaya dokumen, saya menerima pinjaman saya tanpa penundaan dan hari ini saya bebas secara finansial dan sekarang saya memiliki bisnis pribadi saya. terima kasih kepada Allah atas rahmatnya atas hidupku.

    BalasHapus